About Me

Tidak ada yang lebih aku sesali daripada penyesalanku terhadap hari dimana ketika matahari tenggelam, sementara umurku berkurang tapi amalku tidak bertambah

Kamis, 28 Oktober 2010

Strategi Syaitan Menjerumuskan Manusia


Sebelum kita mengetahui strategi syaitan menjerumuskan manusia, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui Visi dan Misi syaitan.
Visi syaitan adalah memperbudakkan manusia dan Misi syaittan mengkondisikan manusia lupa kepada ALLAH SWT.

Adapun strategi syaitan untuk mewujudkan visi dan misinya adalah sbb :
1. Waswasah
Waswasah artinya membisikkan keraguan pada manusia ketika melakukan kebaikan atau amal soleh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terdetik dalam pikiran kita, “Nanti lima minit lagi”. Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima minit tapi satu jam, akhirnya Sholat Subuh terlambat bahkan tidak solat.
2. Tazyin
Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, Misalnya, mengapa orang yang ‘berdating’ lebih mesra daripada suami-istri? Berdua-duaan saat ‘berdating’ lebih mengasyikkan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. ‘Dating’ itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh setan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.
3.Tamanni
Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Pernahkan terdetik niat akan Solat Tahajjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga pagi, jam loceng berbunyi, kita cepat-cepat mematikannya lalu meneruskan tidur.
Pernahkan kita ingin bertaubat? Namun pada saat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali-kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.
4. A’dawah
A’dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Syaitan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di antara manusia. Biasanya permusuhan berawal dari prasangka buruk. Supaya manusia bermusuhan, syaitan biasanya menumbuhkan prasangka buruk.Karena itu waspada kalau kita berprasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi syaitan.
5. Takwif
Takwif artinya menakut-nakuti. Pernahkah merasa takut miskin karena menginfakkan sebahagian harta, takut disebut alim karena datang ke majlis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takwif.
6. Shaddun
Shaddun artinya berusaha menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan solat, atau mengantuk saat membaca Al Qur’an meskipun sudah cukup tidur? Ini adalah gejala shaddun dari syaitan.
7. Wa’dun
Wa’dun artinya janji palsu. Setan berusaha memujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kes seorang wanita menyerahkan dirinya pada teman lelaki karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begitu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa’dun atau janji palsu dari syaitan.
8. Kaidun
Kaidun artinya tipu daya. Syaitan berusaha sekuat tenaga memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya karena waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya kita mengerjakan asal-asalan dan tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemunginan pada waktu yang ditentukan pekerjaan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.
9. Nisyan
Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi syaitan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi tanggung jawab. Pernahkan kita lupa menunaikan janji? lupa solat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi, tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi nisyan.


Imam Al-Ghazali menjelaskan bahawa penipuan syaitan menerusi tujuh cara. Beliau juga cuba mengemukakan cara-cara mengatasinya, iaitu:
Syaitan melarang manusia melakukan ketaatan kepada Allah.
Orang yang dipelihara Allah akan membantah larangan tersebut, dan berkata: ‘Aku sangat perlu sekali kepada pahala daripada Allah. Oleh kerana itu, aku mesti mempunyai bekalan daripada dunia untuk menjalani kehidupan akhirat yang kekal abadi.’
Syaitan mengajak manusia segera mengakhiri sesuatu ibadah dan ketaatan atau menghasut agar menangguh-nangguhkan waktu.
Orang yang dipelihara Allah akan menolaknya dengan berkata: ‘Ajalku bukan di tanganku. Jika aku menangguh kan amal soleh hari ini untuk dilakukan esok, maka bilakah masanya amal hari esok aku kerjakan, padahal setiap hari mempunyai amal masing-masing.’
Syaitan mendorong manusia supaya terburu-buru mengerjakan amal baik dengan mengatakan: Ayuhlah cepat-cepat beramal supaya engkau dapat memburu lagi amal lainnya.

Orang yang dijaga Allah tentu menolak dan berkata: ‘Sedikit tetapi sempurna dan istiqamah lebih baik daripada amal banyak tetapi tidak sempurna dan kurang istiqamah.’
Syaitan menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurnasebab kalau tidak sempurna, nanti akan dicela orang lain. Pada peringkat ini, syaitan cuba menanamkan rasa riak dalam hati manusia.
Orang-orang yang terpelihara tentu menolaknya dan akan berkata: ‘Bagi saya, cukup dinilai Allah sahaja dan tidak ada faedahnya beramal kerana ingin mendapatkan pujian manusia.’
Syaitan menanamkan rasa ujub (bermegah-megah) dalam hati orang yang beramal dengan membisikkan: ‘Betapa tingginya darjatmu kerana berjaya melakukan amal soleh dan betapa pula engkau cerdik dan bijak.’
Orang-orang yang baik dan diselamatkan Allah akan menjawab: ‘Sesungguh nya semua keagungan dan kesempurnaan itu kepunyaan Allah, ia bukan kekuatan atau kekuasaanku.
‘Allahlah yang memberikan taufik kepadaku untuk dapat mengerjakan amal yang Dia redai, dan memberikan ganjaran yang besar dengan kurnia-Nya.
‘Jika tanpa kurnia Allah, maka apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku, lagi pula dosa-dosaku sangat banyak.’
Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan mengemukakan jalan keenam.
Jalan ini lebih hebat daripada yang sebelumnya, dan tidak akan dapat waspada terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup fikirannya.
Syaitan berkata, dengan membisikkan hasutan di hati manusia: ‘Bersungguh-sungguhlah engkau dalam melakukan amal secara sirr atau rahsia, jangan sampai diketahui manusia, sebab Allah jualah yang akan menzahirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan mengatakan bahawa engkau seorang hamba Allah yang ikhlas.’
Syaitan telah mencampur-baurkan setiap orang yang beramal soleh dengan amal tipu dayanya.

Dengan hasutannya itu, syaitan bermaksud memasukkan sebahagian daripada penyakit riak yang sirr (tersembunyi dan sangat halus).
Orang-orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak hasutan syaitan itu dengan mengatakan: ‘Hai malaun yang dilaknat, tiada henti-hentinya engkau menggodaku untuk merosakkan amalku dengan pelbagai cara, sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal maksudmu untuk merosaknya.
‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah yang hina dan lemah, bahkan Allah yang menjadikan aku. Kalau Allah berkehendak menzahirkan amalku atau menyembunyikannya dan kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, maka ini semua adalah urusan Allah.’
‘Aku tidak hairan atau gelisah sama ada amalku dilihat manusia atau tidak, kerana hal itu semua bukan urusan manusia.’
Terakhir, syaitan menggoda dengan mempengaruhi akidah dan keyakinan manusia terhadap ketentuan (qadak dan qadar) Allah.

Dalam hadis Bukhari dan Muslim, sahabat Abdullah bin Masud meriwayatkan:‘Jika anak Adam ditiupkan roh pada usia 120 hari di dalam perut ibunya, maka Allah telah pun menetapkan empat perkara: rezekinya, umurnya, amalannya dan selamat atau binasanya…’ Bertolak dari sinilah syaitan membisikkan tipu dayanya kepada manusia dengan mengatakan segala tuah
manusia sudah ditentukan, maka tiada gunanya dia berusaha mengubah nasibnya.

Sesiapa yang meninggal dunia dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah tidak akan dimasukkan ke neraka dan pasti dimasukkan ke syurga (Surah Al-Tawbah). Bagaimanapun, masuknya seseorang ke syurga bukanlah kerana kekuatan amalnya, tetapi kerana janji Allah semata-mata, yang pasti benar dan suci.
Manusia akan terus diuji Allah tetapi syaitanlah yang membawa kehancurannya. Tujuh jawapan tersebut patut dijadikan perisai sebagai senjata menghadapi syaitan.
Kita mesti senantiasa beribadah dengan mengharapkan Allah melindungi kita daripada jerat syaitan. Apa jua yang berlaku dengan izin Allah dan kepada-Nya kita mohon
petunjuk dan keredaan.

Di dalam Al Qur’an Allah SWT menceritakan tentang janji syaitan untuk menjerumuskan manusia di dalam Surah Al A’raf 12:16.

Demikian ringkasan tentang strategi syaitan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi setan laknatullah (setan yang dilaknat Allah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar