About Me

Tidak ada yang lebih aku sesali daripada penyesalanku terhadap hari dimana ketika matahari tenggelam, sementara umurku berkurang tapi amalku tidak bertambah

Minggu, 31 Oktober 2010

Bencana di Indonesia tercantum di dalam Al Qur'an

Bsimillahirrahmanirrahim..

Apabila kita ingat dengan peristiwa gempa di pariaman yang terjadi pada tanggal 30 September 2009 lalu, sangat berkaitan erat dengan Surah Al Qur'an.
Gempa yang terjadi pada pukul 17:16.


Allah SWT telah memberi kita peringatan dengan bencana-bencana yang terjadi di negara kita ini.

Apabila kita telusuri gempa yang terjadi pukul 17:16 tersebut, berkaitan dengan Surat Al Israa' ayat ke 16.

lihat lah makna/arti dari ayat tersebut yaitu berbunyi “Dan jika kami binasakan suatu negri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah pada negri itu (supaya mentaati Allah) tetapi meraka melakukan kedurhakaan dalam negri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadap perkataan (ketentuan kami) kemudian kami hancurkan negri itu dengan sehancur-hancurnya”.(QS: al isra 17:16)

Maha suci Allah dengan segala firmannya. dengan ayat tersebut Allah sebenarnya telah memperingatkan kita sebagai warga negara indonesia dan umat islam agar selalu mendekatkan diri kepada NYA dan memperingatkan negeri ini untuk selalu menjalakan perintah-NYA dan menjauhi segala larangan-NYA.

Marilah dari sekarang kita berbenah diri untuk menjadi negri yang lebih baik akhlaq dan budi pekertinya. Dari musibah itu kita dapat memetik pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua warga indonesia dan umat muslim.

Semoga artikel singkat ini menjadi renungan kita semua untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhi segala larangan Allah.

Sabtu, 30 Oktober 2010

Tiga Manusia yang Tidak Dilihat Allah SWT Pada Hari Kiamat

Tiga Manusia Yang Tidak Dilihat Allah Pada Hari Kiamat:

diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. : Rasulullah Saw pernah bersabda, "ada tiga jenis manusia yang sama sekali tidak akan dilihat Allah pada hari kiamat, tidak akan disucikan dosanya dan akan menerima azab yang pedih. mereka adalah :
1. seorang lelaki yang memiliki kelebihan air di suatu jalan lalu menyembunyikannya dari ibn al sabil (para musafir atau peziarah di Jalan Allah)
2. seorang lelaki yang memberikan baiat (ikrar kesetiaan) kepada seorang penguasa dengan tujuan semata-mata memperoleh keuntungan duniawi. apabila penguasa itu memberinya sesuatu, ia gembira, dan jika ia tidak memberinya apa-apa, ia benci.
3. dan seseorang yang memamerkan barang-barangnya untuk dijual selepas asar (dan mengangkat sumpah palsu) dengan berkata, "demi Allah ! kecuali Dia, tidak ada yang patut disembah. barang-barangku telah ditawar sekian dan sekian". sehingga orang mempercayai bualannya (dan membeli barang-barang yang ditawarkannya).

Kemudian Nabi Muhammad Saw membacakan ayat suci Al Quran :Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit... (QS Ali Imran [3] : 77)

Kamis, 28 Oktober 2010

Strategi Syaitan Menjerumuskan Manusia


Sebelum kita mengetahui strategi syaitan menjerumuskan manusia, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui Visi dan Misi syaitan.
Visi syaitan adalah memperbudakkan manusia dan Misi syaittan mengkondisikan manusia lupa kepada ALLAH SWT.

Adapun strategi syaitan untuk mewujudkan visi dan misinya adalah sbb :
1. Waswasah
Waswasah artinya membisikkan keraguan pada manusia ketika melakukan kebaikan atau amal soleh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terdetik dalam pikiran kita, “Nanti lima minit lagi”. Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima minit tapi satu jam, akhirnya Sholat Subuh terlambat bahkan tidak solat.
2. Tazyin
Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, Misalnya, mengapa orang yang ‘berdating’ lebih mesra daripada suami-istri? Berdua-duaan saat ‘berdating’ lebih mengasyikkan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. ‘Dating’ itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh setan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.
3.Tamanni
Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Pernahkan terdetik niat akan Solat Tahajjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga pagi, jam loceng berbunyi, kita cepat-cepat mematikannya lalu meneruskan tidur.
Pernahkan kita ingin bertaubat? Namun pada saat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali-kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.
4. A’dawah
A’dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Syaitan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di antara manusia. Biasanya permusuhan berawal dari prasangka buruk. Supaya manusia bermusuhan, syaitan biasanya menumbuhkan prasangka buruk.Karena itu waspada kalau kita berprasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi syaitan.
5. Takwif
Takwif artinya menakut-nakuti. Pernahkah merasa takut miskin karena menginfakkan sebahagian harta, takut disebut alim karena datang ke majlis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takwif.
6. Shaddun
Shaddun artinya berusaha menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan solat, atau mengantuk saat membaca Al Qur’an meskipun sudah cukup tidur? Ini adalah gejala shaddun dari syaitan.
7. Wa’dun
Wa’dun artinya janji palsu. Setan berusaha memujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kes seorang wanita menyerahkan dirinya pada teman lelaki karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begitu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa’dun atau janji palsu dari syaitan.
8. Kaidun
Kaidun artinya tipu daya. Syaitan berusaha sekuat tenaga memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya karena waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya kita mengerjakan asal-asalan dan tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemunginan pada waktu yang ditentukan pekerjaan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.
9. Nisyan
Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi syaitan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi tanggung jawab. Pernahkan kita lupa menunaikan janji? lupa solat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi, tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi nisyan.


Imam Al-Ghazali menjelaskan bahawa penipuan syaitan menerusi tujuh cara. Beliau juga cuba mengemukakan cara-cara mengatasinya, iaitu:
Syaitan melarang manusia melakukan ketaatan kepada Allah.
Orang yang dipelihara Allah akan membantah larangan tersebut, dan berkata: ‘Aku sangat perlu sekali kepada pahala daripada Allah. Oleh kerana itu, aku mesti mempunyai bekalan daripada dunia untuk menjalani kehidupan akhirat yang kekal abadi.’
Syaitan mengajak manusia segera mengakhiri sesuatu ibadah dan ketaatan atau menghasut agar menangguh-nangguhkan waktu.
Orang yang dipelihara Allah akan menolaknya dengan berkata: ‘Ajalku bukan di tanganku. Jika aku menangguh kan amal soleh hari ini untuk dilakukan esok, maka bilakah masanya amal hari esok aku kerjakan, padahal setiap hari mempunyai amal masing-masing.’
Syaitan mendorong manusia supaya terburu-buru mengerjakan amal baik dengan mengatakan: Ayuhlah cepat-cepat beramal supaya engkau dapat memburu lagi amal lainnya.

Orang yang dijaga Allah tentu menolak dan berkata: ‘Sedikit tetapi sempurna dan istiqamah lebih baik daripada amal banyak tetapi tidak sempurna dan kurang istiqamah.’
Syaitan menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurnasebab kalau tidak sempurna, nanti akan dicela orang lain. Pada peringkat ini, syaitan cuba menanamkan rasa riak dalam hati manusia.
Orang-orang yang terpelihara tentu menolaknya dan akan berkata: ‘Bagi saya, cukup dinilai Allah sahaja dan tidak ada faedahnya beramal kerana ingin mendapatkan pujian manusia.’
Syaitan menanamkan rasa ujub (bermegah-megah) dalam hati orang yang beramal dengan membisikkan: ‘Betapa tingginya darjatmu kerana berjaya melakukan amal soleh dan betapa pula engkau cerdik dan bijak.’
Orang-orang yang baik dan diselamatkan Allah akan menjawab: ‘Sesungguh nya semua keagungan dan kesempurnaan itu kepunyaan Allah, ia bukan kekuatan atau kekuasaanku.
‘Allahlah yang memberikan taufik kepadaku untuk dapat mengerjakan amal yang Dia redai, dan memberikan ganjaran yang besar dengan kurnia-Nya.
‘Jika tanpa kurnia Allah, maka apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku, lagi pula dosa-dosaku sangat banyak.’
Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan mengemukakan jalan keenam.
Jalan ini lebih hebat daripada yang sebelumnya, dan tidak akan dapat waspada terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup fikirannya.
Syaitan berkata, dengan membisikkan hasutan di hati manusia: ‘Bersungguh-sungguhlah engkau dalam melakukan amal secara sirr atau rahsia, jangan sampai diketahui manusia, sebab Allah jualah yang akan menzahirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan mengatakan bahawa engkau seorang hamba Allah yang ikhlas.’
Syaitan telah mencampur-baurkan setiap orang yang beramal soleh dengan amal tipu dayanya.

Dengan hasutannya itu, syaitan bermaksud memasukkan sebahagian daripada penyakit riak yang sirr (tersembunyi dan sangat halus).
Orang-orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak hasutan syaitan itu dengan mengatakan: ‘Hai malaun yang dilaknat, tiada henti-hentinya engkau menggodaku untuk merosakkan amalku dengan pelbagai cara, sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal maksudmu untuk merosaknya.
‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah yang hina dan lemah, bahkan Allah yang menjadikan aku. Kalau Allah berkehendak menzahirkan amalku atau menyembunyikannya dan kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, maka ini semua adalah urusan Allah.’
‘Aku tidak hairan atau gelisah sama ada amalku dilihat manusia atau tidak, kerana hal itu semua bukan urusan manusia.’
Terakhir, syaitan menggoda dengan mempengaruhi akidah dan keyakinan manusia terhadap ketentuan (qadak dan qadar) Allah.

Dalam hadis Bukhari dan Muslim, sahabat Abdullah bin Masud meriwayatkan:‘Jika anak Adam ditiupkan roh pada usia 120 hari di dalam perut ibunya, maka Allah telah pun menetapkan empat perkara: rezekinya, umurnya, amalannya dan selamat atau binasanya…’ Bertolak dari sinilah syaitan membisikkan tipu dayanya kepada manusia dengan mengatakan segala tuah
manusia sudah ditentukan, maka tiada gunanya dia berusaha mengubah nasibnya.

Sesiapa yang meninggal dunia dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah tidak akan dimasukkan ke neraka dan pasti dimasukkan ke syurga (Surah Al-Tawbah). Bagaimanapun, masuknya seseorang ke syurga bukanlah kerana kekuatan amalnya, tetapi kerana janji Allah semata-mata, yang pasti benar dan suci.
Manusia akan terus diuji Allah tetapi syaitanlah yang membawa kehancurannya. Tujuh jawapan tersebut patut dijadikan perisai sebagai senjata menghadapi syaitan.
Kita mesti senantiasa beribadah dengan mengharapkan Allah melindungi kita daripada jerat syaitan. Apa jua yang berlaku dengan izin Allah dan kepada-Nya kita mohon
petunjuk dan keredaan.

Di dalam Al Qur’an Allah SWT menceritakan tentang janji syaitan untuk menjerumuskan manusia di dalam Surah Al A’raf 12:16.

Demikian ringkasan tentang strategi syaitan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi setan laknatullah (setan yang dilaknat Allah)

Hadist Hadist tentang IKHLAS






Bismillahirrahmanirrahim...
Di dalam hidup ini semua yang terjadi pada makhluk ciptaan Allah SWT adalah semata-mata ketentuan dari Allah SWT. Musibah, rizki, jodoh, hingga hal terkecil yang terjadi semua tergantung dari kehendak Allah SWT.
Oleh sebab itu IKHLAS akan segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia bahkan semua makhluk Allah, hendaknya disikapi dengan Ikhlas.
Rasulullah SAW, banyak sekali menekankan hal tentang ikhlas.


Orang yang beramal karena mengharap ketenaran dan kedudukan, tentu akan bermalas-malasan atau merasa berat, jika ada pertanda harapannya akan kandas. Orang yang beramal karena mencari muka di hadapan pemimpin atau penguasa, tentu akan menghentikan amalnya, jika pemimpin tersebut turun dari jabatannya. Sedangkan orang yang beramal karena Allah SWT, tidak akan memutuskan amalnya, tidak mundur, dan tidak malas-malasan sama sekali. Sebab, alasan yang melatarbelakangi amalnya tidak pernah sirna.


قُلْ اِنّيْۤ اُمِرْتُ اَنْ اَعْبُدَ اللهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدّيْنَ. وَ اُمِرْتُ ِلاَنْ اَكُوْنَ اَوَّلَ الْمُسْلِمِيْنَ.

Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri”. [QS. Az-Zumar : 11-12]
Berikut beberapa hadist tentang keikhlasan, smoga bisa menjadi cambuk bagi yang lalai. Sebagai pengingat bagi yang lupa. Sebagai ilmu bagi yang belum tahu…

Hadits Nabi SAW :


عَنْ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رض. قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنّيَّاتِ وَ اِنَّمَا لِكُلّ امْرِئٍ مَّا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلىَ اللهِ وَ رَسُوْلِهِ. وَ مَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلىَ دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلىَ مَا هَاجَرَ اِلَيْهَا. البخارى و مـسلم
Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niat. Dan sesungguhnya setiap orang akan diberi balasan menurut niatnya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan diberi balasan hijrahnya karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena menginginkan keuntungan dunia yang akan didapatnya atau karena menginginkan wanita yang dia akan mengawininya, maka hijrahnya itu akan diberi balasan menurut niatnya dia berhijrah itu”. [HR. Bukhari dan Muslim]


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]


وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ صَمَّاءَ لَيْسَ لَهَا بَابٌ وَ لاَ كَوَّةٌ لَخَرَجَ عَمَلُهُ كَائِنًا مَا كَانَ. متفق عليه
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya”. [HR. Bukhari dan Muslim]


وَ اَخْرَجَ الشَّيْخَانِ ، سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَنِ الرَّجُلِ يُقَاتِلُ شَجَاعَةً وَ يُقَاتِلُ حَمِيَّةً وَ يُقَاتِلُ رِيَاءً، اَيُّ ذٰلِكَ فِى سَبِيْلِ اللهِ ؟ فَقَالَ ص: مَنْ قَاتَلَ لِتَكُوْنَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ اْلعُلْيَا فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ. متفق عليه

Asy-Syaikhooni (Bukhari dan Muslim) meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang orang yang berperang dengan gigih dan penuh keberanian, orang yang berperang dengan semangat yang agak lemah dan orang yang berperang karena riya’ (ingin dippuji orang). Siapa diantara mereka itu yang termasuk dijalan Allah ? Maka Rasulullah SAW menjawab, “Barangsiapa yang berperang agar supaya kalimat Allah itu yang paling tinggi, maka dialah yang berperang dijalan Allah”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Dari Ibnu Umar RA ia berkata : “Rasulullah SAW telah bersabda : “Apabila Allah menurunkan adzab kepada sekelompok kaum, maka adzab itu akan menimpa orang-orang yang berada di dalamnya. Kemudian mereka akan dibangkitkan berdasar niat mereka masing-masing” [HR. Bukhari dan Muslim]


عَنْ سَعْدِ بْنِ اَبِى وَقَّاصٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللهِ اِلاَّ اُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِى فَمِ امْرَأَتِكَ. البخارى
Dari Sa’ad bin Abi Qaqqash, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda : “Sesungguhnya kamu, tidaklah menafkahkan suatu nafkah untuk mencari ridlo Allah dengannya, melainkan kamu diberi pahala atasnya, hingga sesuatu yang kamu berikan pada mulut isterimu”. [HR. Bukhari]


عَنْ اَبِى عَبْدِ الرَّحْمٰنِ بْنِ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنْطَلَقَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى آوَاهُمُ اْلمَبِيْتُ اِلىَ غَارٍ فَدَخَلُوْهُ فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ اْلجَبَلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ اْلغَارَ فَقَالُوْا: اِنَّهُ لاَ يُنْجِيْكُمْ مِنْ هٰذِهِ الصَّخْرَةِ اِلاَّ اَنْ تُدْعُوا اللهَ تَعَالَى بِصَالِحِ اَعْمَالِكُمْ. قَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ: اَللّهُمَّ كَانَ لِى اَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيْرَانِ وَ كُنْتُ لاَ اَغْبِقُ قَبْلَهُمَا اَهْلاً وَ لاَ مَالاً فَنَأَى بِى طَلَبُ الشَّجَرِ يَوْمًا فَلَمْ اُرِحْ عَلَيْهِمَا حَتَّى نَامَا فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوْقَهُمَا فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ فَكَرِهْتُ اَنْ اُوْقِظَهُمَا وَ اَنْ اَغْبِقَ قَبْلَهُمَا اَهْلاً اَوْ مَالاً، فَلَبِثْتُ وَ اْلقَدَحُ عَلَى يَدِى اَنْتَظِرُ اسْتَيْقَظَهُمَا حَتَّى بَرَقَ الْفَجْرُ وَ الصّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ قَدَمِيَّ فَاسْتَيْقَظَا فَشَرِبَا غَبُوْقَهُمَا، اَللّهُمَّ اِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذٰلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيْهِ مِنْ هٰذِهِ الصَّخْرَةِ. فَانْفَرَجَتْ شَيْئًا لاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ اْلخُرُوْجَ مِنْهُ. قَالَ اْلاٰخَرُ: اَللّهُمَّ اِنَّهُ كَانَتْ لِى ابْنَةُ عَمّ كَانَتْ اَحَبَّ النَّاسِ اِلَيَّ. و فى رواية: كُنْتُ اَحَبُّهَا كَاَشَدّ مَا يُحِبُّ الرّجَالُ النّسَاءَ فَاَرَدْتُهَا عَلَى نَفْسِهَا فَامْتَنَعَتْ مِنّى حَتَّى اَلَمَّتْ بِهَا سَنَةٌ مِنَ السّنِيْنَ فَجَاءَتْنِى فَاَعْطَيْتُهَا عِشْرِيْنَ وَ مِائَةَ دِيْنَارٍ عَلَى اَنْ تُخَلّيَ بَيْنِى وَ بَيْنَ نَفْسِهَا فَفَعَلْتُ حَتَّى اِذَا قَدَرْتُ عَلَيْهَا. و فى رواية: فَلَمَّا قَعَدْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا قَالَتْ: اِتَّقِ اللهَ وَ لاَ تَفُضَّ اْلخَاتَمَ اِلاَّ بِحَقّهِ. فَانْصَرَفْتُ عَنْهَا وَ هِيَ اَحَبُّ النَّاسِ اِلَيَّ وَ تَرَكْتُ الذَّهَبَ الَّذِى اَعْطَيْتُهَا، اَللّهُمَّ اِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذٰلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَاَفْرِجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيْهِ. فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ غَيْرَ اَنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ الْخُرُوْجَ مِنْهَا. وَ قَالَ الثَّالِثُ: اَللّهُمَّ اسْتَأْجَرْتُ اُجَرَاءَ وَ اَعْطَيْتُهُمْ اَجْرَهُمْ غَيْرَ رَجُلٍ وَاحِدٍ تَرَكَ الَّذِى لَهُ وَ ذَهَبَ فَثَمَّرْتُ اَجْرَهُ حَتَّى كَثُرَتْ مِنْهُ اْلاَمْوَالَ، فَجَاءَنِى بَعْدَ حِيْنٍ، فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللهِ، اَدّ اِلَيَّ اَجْرِى. فَقُلْتُ: كُلُّ مَا تَرَى مِنْ اَجْرِكَ مِنَ اْلاِبِلِ وَ اْلبَقَرِ وَ اْلغَنَمِ وَ الرَّقِيْقِ. فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللهِ، لاَ تَسْتَهْزِئُ بِى. فَقُلْتُ: لاَ اَسْتَهْزِئُ بِكَ. فَاَخَذَهُ كُلَّهُ فَاسْتَاقَهُ فَلَمْ يَتْرُكْ مِنْهُ شَيْئًا، اَللّهُمَّ اِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذٰلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَاَفْرِجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيْهِ. فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ فَخَرَجُوْا يَمْشُوْنَ. متفق عليه
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin ‘Umar bin Khaththab RA ia berkata : “Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Terjadi pada masa dahulu sebelum kamu, ada tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Setelah mereka itu masuk ke dalam gua itu, tiba-tiba jatuh sebuah batu besar dari atas bukit dan menutup pintu gua itu, sehingga mereka tidak dapat keluar. Maka mereka berkata: Sesungguhnya tidak ada yang bisa menyelamatkan kamu sekalian dari bahaya batu ini, kecuali kalian berdo’a kepada Allah Ta’ala dengan amal-amal shalih yang pernah kamu lakukan dahulu. Lalu salah seorang di antara mereka berdo’a : “Ya Allah, dahulu saya mempunyai ayah dan ibu yang sudah tua, dan saya biasa tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya, baik kepada keluarga atau hamba sahaya. Dan pada suatu hari, saya menggembala agak jauh sehingga tidak bisa kembali kepada keduanya kecuali telah malam dan ayah ibu saya telah tidur. Lalu saya memerah susu untuk keduanya. Aku mendapati keduanya sedang tidur nyenyak dan sayapun tidak mau membangunkan keduanya, dan sayapun tidak mau memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum kepada keduanya, baik kepada keluarga maupun kepada hamba sahaya. Maka saya tetap menunggu bangunnya ayah dan ibuku dengan membawa bejana tempat susu itu hingga terbit fajar. Maka ayah ibuku bangun lalu minum susu yang saya perah itu. Padahal malam itu juga anak-anak saya menangis minta susu itu didekat kakiku. Ya Allah, jika saya berbuat itu benar-benar karena mengharapkan keridloan-Mu, maka lapangkanlah keadaan kami ini dari bahaya batu ini”. Lalu batu itu bergeser sedikit, tetapi mereka belum bisa keluar dari gua itu. Orang yang lain (orang yang kedua) : “Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada seorang gadis anak paman saya”. Dan dalam suatu riwayat, “Saya sangat mencintainya sebagaimana orang-orang laki-laki jatuh cinta kepada wanita, sampai saya ingin berzina padanya, tetapi dia selalu menolak. Sampailah pada suatu hari, tibalah tahun paceklik dan wanita yang sangat saya cintai itu menderita kelaparan, lalu ia datang minta bantuan kepadaku, maka aku berikan kepadanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa dia mau menyerahkan dirinya kepada saya, sehingga ketika saya berleluasa padanya”, dan dalam suatu riwayat disebutkan : “Maka setelah saya berada diantara dua kakinya, tiba-tiba ia berkata : “Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah kau pecahkan tutup kecuali dengan halal !” Lalu saya bangun darinya meskipun saya sangat mencintainya, dan saya biarkan uang emas yang telah saya berikan kepadanya itu. “Ya Allah, jika saya berbuat yang demikian itu semata-mata mengharap keridloan-Mu, maka hindarkanlah kami dari bahaya ini”. Lalu batu itu bergeser sedikit, tetapi mereka tetap belum bisa keluar dari gua itu. Dan orang yang ketiga berdo’a : “Ya Allah, dahulu saya mempunyai banyak buruh dan karyawan. Dan pada waktu gajian saya telah memberikan gajinya kepada mereka itu, kecuali satu orang yang belum saya berikan gajinya, karena dia pergi dan tidak mengambil gajinya itu. Kemudian gaji orang tersebut saya kembangkan sehingga menjadi harta yang banyak. Kemudian setelah waktu yang lama, orang itu datang kepada saya dan berkata : “Hai hamba Allah, berikan kepadaku gaji saya !” Lalu saya menjawab : “Semua yang kamu lihat itu dari gajimu, berupa onta, sapi, kambing dan budak penggem-bala itu”. Dia berkata : “Hai hamba Allah, janganlah kamu mengejek kepadaku” Lalu saya berkata : “Saya tidak mengejek kepadamu”. Lalu dia mengambil semuanya itu dan menggiringnya, dan dia tidak meninggalkan sedikitpun dari semua itu. Ya Allah, jika saya berbuat yang demikian itu semata-mata mengharap keridloan-Mu, maka hindarkanlah kami dari bahaya ini”. Kemudian batu itu bergeser lagi sehingga mereka bisa keluar, lalu mereka keluar dengan berjalan.

Rabu, 27 Oktober 2010

Manfaat Sholat Dhuha


Ingin rezeki lancar dan dimudahkan???
Sholat Dhuha jawabannya.

Definisi singkat Shalat Dhuha
Salat Dhuha adalah salat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at salat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam.

Hadist-hadist yg terkait dengan sholat Dhuha :

-“Barang siapa salat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R. Tirmiji dan Abu Majah)

-"Siapapun yang melaksanakan salat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (H.R Tirmidzi)



-"Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW salat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat." (HR Abu Daud)

-"Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,"Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang salat dhuha‘. Ia bersabda,?Salat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari)." (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)

-"Rasulullah bersabda di dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat salat dhuha, karena dengan salat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani)

-"“Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat salatnya setelah salat shubuh karena melakukan i’tikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat salat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR Abu Daud)

- Dari Abu Dzar, , dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang(persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar)adalah sedekah. Semua itu sedekah. Semua itu cukup dengan dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu d waktu Dhuha.” [ [ HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah]

Cara Melaksakan Shalat Dhuha :

Shalat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal duabelas rakaat, dilakukan secara Munfarid ( tidak berjamaah ), caranya sebagai berikut:

> Niat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram
> "Aku niat shalat sunah Dhuha karena Allah"
> Membaca doa Iftitah
> Membaca surat al Fatihah
> Membaca satu surat didalam Alquran.Afdholnya rakaat pertama surat Asysyams dan rakaat kedua surat Allail
> Ruku' dan membaca tasbih tiga kali
> I'tidal dan membaca bacaanya
> Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
> Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya
> Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
> Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.

Doa Sholat Dhuha :

ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBADIKASH SHALIHIN.
Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Selasa, 26 Oktober 2010

Rasa kecewa yang membawa hikmah luar biasa


Tepatnya 15 September 2010, hari ke-5 pada bulan syawal 1431 H.
3 bulan sebelum kejadian ini, aku memang telah merasakan keanehan pada hubungan kami.
Dia yang semakin dingin terhadapku yang makin membuatku curiga dan ingin menarik perhatiannya lagi.

Telah puluhan cara aku tempuh untuk mengembalikan lagi hubungan kami seperti dulu, tapi tetap tak membuahkan hasil.

Dari pesan singkat yang kukirimkan, hingga telp pun sepertinya ia tak terlalu merespon dengan baik.

Hingga muncul rasa curiga terhadapnya. Aku coba untuk menyelidiki apakah ia telah memindahkan hatinya.

Setiap aku mencari tau tentang itu, selalu saja kami bertengkar karena pertanyaan-pertanyaan yang aku lontarkan. Alhasil hubungan kami semakin dingin.

Saat itu bulan Ramadhan hari ke 25, dimana hubungan kami menjadi hangat kembali. Hingga pada suatu hari datang "mantannya" mengirim secetak kue kerumahnya. Pada saat itu ia sempat bercerita masalah mantannya yg baru saja datang tadi.

Ntah kenapa, firasatku tak enak jantungku berdebar. Apa hal ini akan menjadi sebuah masalah lagi. Tapi aku buang jauh2 firasat itu dari benakku.

1 syawal 1431 H, tepatnya tanggal 10 September 2010, kami tidak sempat bertemu dikarenakan ia beralasan tidak sempat untuk bertemu denganku dan aku maklumi hal tsb. Hingga hari ke-3 pada bulan syawal saat ia pulang ke kampung halamannya, ia mulai jarang merespon sms hingga telponku. Aneh memang, setiap pertanyaanku selalu dibalasnya dengan singkat, padat dan jelas.

Firasatku mulai tidak enak dan teringat akan mantannya yang coba menghubunginya lagi. Entah firasat hati atau memang bisikan syeitan, tapi di dalam benakku merasakan keanehan dengan dirinya. Dalam 1 hari hanya 3x ia membalas sms dengan sangat singkat, padahal hampir setiap hari pulsanya selalu kuisikan.

Ada saja alasan yang dilontarkannya dari ; "lagi sibuk ngobrol, mau istirahat, sibuk ini dan itu". Terlalu aneh untuk membalas pesan yg tidak sampai 1 menit saja untuk membalasnya. Hingga pada akhirnya kami bertengkar dan putus.

Memang aku yang salah karna telah berkata-kata kasar kepadanya. Hingga aku mencoba untuk mengembalikan hubungan kami lagi. Tapi semuanya sia-sia, setelah 3 hari putus denganku ia kembali dekat dengan mantannya dan setelah 5 hari putus dariku mereka menjalin hubungan.

Woow, inilah yg menghancurkan semua yang telah aku cita-citakan, semua rencana masa depanku dengannya. Rasa kecewa yang luar biasa saat ku tau semudah itu ia melupakanku, dan dengan ringannya ia membanding-bandingkanku dengan pacar barunya tersebut.

Tapi dibalik semua itu, kucoba untuk ikhlas menerima semuanya. Mungkin kami memang bukan jodoh, kuserahkan semua kepada Allah SWT. Karna ku sadar hidupku, matiku, jodohku, hatiku, dan takdirku, semua telah di atur oleh Allah SWT.

Aku sadar bahwa ku telah jauh dari-Nya, dan tidak sadar bahwa aku hanya makhluk ciptaan-Nya, dan hanya kepada Allah aku seharusnya meminta.

Di dalam do'a ku sempat kupanjatkan " Ya Allah, apabila ia jodohku, kembalikanlah ia padaku, dan jika ia buka jodohku maka hilangkanlah perasaanku thdpnya, Sesungguhnya hanya Engkau yg bisa membolak-balikan hati manusia."

Hanya dalam 1 hari, kulupakan semua kenangan yang dijalani ratusan hari bersamanya. Hanya dalam 1 hari kukembalikan urusan hidup dan matiku kepada Rabb ku, dan hanya dalam 1 hari aku mengikrarkan Taubatku kepada Rabb ku.

Kata - kata bijak



Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
(Nabi Muhammad SAW)

Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
(Nabi Muhammad SAW)

Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia.
(Nabi Muhammad SAW)

Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian.
(Nabi Muhammad SAW)

Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal.
(Imam Al Ghazali)

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.
(Khalifah 'Umar)

Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan.
(Ibnu Mas'ud)

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
(Khalifah 'Ali)

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah.
(Ibnu Mas'ud)

Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu.
(Khalifah 'Ali)

Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.
(Khalifah 'Umar)

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk.
(Imam An Nawawi)

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.
(Khalifah 'Umar)

Biografi Penulis

Hidupku dimulai ba'da sholat Jum'at pada bulan Syawal pada tahun 1989 telah selesai dilaksanakan.
Aku merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Aku tinggal dengan keluarga yang sederhana, dan tinggal di sebuah rumah yg tidak terlalu besar.

Ayahku dulu seorang kontraktor kecil dengan penghasilan yang tidak terlalu besar, dan ibuku merupakan pegawai bekerja di perusahan milik kakekku.

Tahun demi tahun kehidupan kami semakin menurun, ayahku yang tidak menjadi seorang kontraktor lagi dan ibuku yang telah berhenti bekerja setelah kelahiran adikku pada tahun 1995.

Saat menginjak masa SMA yaitu pada tahun 2004, kehidupanku semakin menurun, dimana setiap kebutuhan selalu sulit untuk mencarinya.
Kebutuhan yang semakin meningkat dan penghasilan ayahku yang tidak terlalu banyak bertambah.

Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas, aku sempat bekerja di berbagai tempat. Dari sebagai Tata Usaha di tempat Bimbingan Belajar hingga sebuah Restoran dan berakhir sebagai guru bahasa inggris di sebuah sekolah dasar.

Pada tahun 2008, Ayahku meninggalkan kami untuk selamanya dan pada saat itulah dimulai peranku sebagai seorang Kepala Keluarga.